Sabtu, 13 Februari 2010

Install joomla di localhost (offline)
Komponen yang penting sekali ada di joomla ada 3 : web server, php & mysql. Karena joomla menggunakan php, maka agar joomla dapat dipakai, harus ada aplikasi yang bisa menjalankan php, yaitu webserver. Webserver yang paling banyak dipakai untuk menjalankan php saat ini yaitu apache. Agar file joomla dapat disimpan, maka file itu harus di simpan di suatu tempat penyimpan data (bank data), dalam hal ini joomla menggunakan mysql. Mysql ini harus dijalankan oleh aplikasi yang bisa menjalankan mysql.
Jadi software yang harus disiapkan:

* Webserver, Apache.
* Mysql.

Banyak software yang membundel 2 komponen di atas menjadi satu paket. Misalnya xampp, uniserver, dll. Dalam artikel ini, software yang digunakan yaitu uniserver. Uniserver bisa di download gratis disini
Setelah uniserver terinstall, lalu siapkan joomla nya. Dalam artikel ini, joomla yang di pakai yaitu joomla 1.5 dan bisa di download disini.
Cara insall uniserver tinggal klik 2 kali saja di file uniseserver hasil downloadannya. Dalam artikel ini, uniserver disimpan di drive C.

* Kemudian pada folder www, buat folder yoursite. Yoursite ini akan menjadi url web yang nantinya kita buat dengan joomla di localhost. misal ipankmilanisty.
* Ekstract joomla 1.5 di folder yoursite.
* Lalu, jalankan uniserver. Caranya masuk ke folder uniserver > uniform server > klik Server_Start 2 kali.
* Secara otomatis akan redirect ke browser dengan url http://localhost/apanel/ . Bila halaman tidak muncul, reload page browser.
* Pada tab tools yg ada disebelah kiri, pilih phpmyadmin.
* Setelah masuk ke phpmyadmin, pilih Privileges, setelah masuk user overview, pilih add new user.

* Isi username nya, host, dan password nya, catet dan jangan sampai lupa. Host biasanya diisi localhost. Untuk usernamenya terserah. Untuk global privileges pilih check all.
* Tahap selanjutnya yaitu instalasi joomla di browser. Masukan url berikut http://localhost/yoursite.
* Steps 1 – 3 klik next. Pada steps 4 yaitu database configuration, isi user name, host name, password persis seperti yang telah diisikan pada phpmyadmin. Setelah semua diisi, klik next.
* Untuk step 6 (ftp configuration) karena di installnya di localhost, pilih tidak saja.
Pada step 7, isi site name nya. Email harus diisi. Untuk admin password, boleh berbeda dengan password mysql. Untuk mengurangi resiko lupa, sebaiknya password admin dengan mysql samakan saja. Pilih juga istall sample data nya agar web nya tidak kosong. Lalu, next.
* Tahap instalasi selesai. Sebelum membuka web kita, hapus folder installation yang ada di folder yourstite.
* Sekarang, masukan url http://localhost/yoursite/

Jika ingin mengubah isi web, masuk ke halaman administrator : http://localhost/yoursite/administrator/

Kamis, 24 Desember 2009

Host A
PC>ipconfig
IP Address......................: 10.1.4.2
Subnet Mask.....................: 255.0.0.0
Default Gateway.................: 10.1.4.1

Host B
PC>ipconfig
IP Address......................: 10.1.9.2
Subnet Mask.....................: 255.0.0.0
Default Gateway.................: 0.0.0.0

Host A ke Router A
PC>ping 10.1.4.1
Pinging 10.1.4.1 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=139ms TTL=252
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=119ms TTL=253
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=177ms TTL=251
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=155ms TTL=252
Ping statistics for 10.1.4.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 119ms, Maximum = 177ms, Average = 147ms

Host A ke Router B
PC>ping 10.1.5.2
Pinging 10.1.5.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.5.2: bytes=32 time=85ms TTL=254
Request timed out.
Reply from 10.1.5.2: bytes=32 time=133ms TTL=254
Reply from 10.1.5.2: bytes=32 time=125ms TTL=253
Ping statistics for 10.1.5.2:
Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 85ms, Maximum = 133ms, Average = 114ms

Host A ke Router C
PC>ping 10.1.7.2
Pinging 10.1.7.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.7.2: bytes=32 time=136ms TTL=253
Reply from 10.1.7.2: bytes=32 time=114ms TTL=254
Request timed out.
Reply from 10.1.7.2: bytes=32 time=113ms TTL=254
Ping statistics for 10.1.7.2:
Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 113ms, Maximum = 136ms, Average = 121ms

Host A ke Router D
PC>ping 10.1.8.2
Pinging 10.1.8.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=94ms TTL=255
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=45ms TTL=255
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=33ms TTL=255
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=40ms TTL=255
Ping statistics for 10.1.8.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 33ms, Maximum = 94ms, Average = 53ms

Host A ke Host B
PC>ping 10.1.9.2
Pinging 10.1.9.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=207ms TTL=123
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=192ms TTL=124
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=190ms TTL=125
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=201ms TTL=123
Ping statistics for 10.1.9.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 190ms, Maximum = 207ms, Average = 197ms

Router A
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
C 10.1.4.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.5.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.6.0 [1/0] via 10.1.5.2
S 10.1.7.0 [1/0] via 10.1.5.2
S 10.1.8.0 [1/0] via 10.1.5.2
S 10.1.9.0 [1/0] via 10.1.5.2

Router B
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
S 10.1.4.0 [1/0] via 10.1.5.1
C 10.1.5.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.6.0 is directly connected, FastEthernet2/0
C 10.1.7.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.8.0 [1/0] via 10.1.7.2
[1/0] via 10.1.6.2
S 10.1.9.0 [1/0] via 10.1.7.2
[1/0] via 10.1.6.2

Router C
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
S 10.1.4.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2
S 10.1.5.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2
S 10.1.6.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2
C 10.1.7.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.8.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.9.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2

Router D
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
S 10.1.4.0 [1/0] via 10.1.8.1
[1/0] via 10.1.6.1
S 10.1.5.0 [1/0] via 10.1.8.1
[1/0] via 10.1.6.1
C 10.1.6.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.7.0 [1/0] via 10.1.8.1
[1/0] via 10.1.6.1
C 10.1.8.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.9.0 is directly connected, FastEthernet2/0

Analisa Host A ke Host B
PC>tracert 10.1.9.2
Tracing route to 10.1.9.2 over a maximum of 30 hops:
1 55 ms 42 ms 34 ms 10.1.4.1
2 82 ms 88 ms 71 ms 10.1.5.2
3 127 ms * 116 ms 10.1.7.2
4 156 ms 122 ms 196 ms 10.1.9.2
Trace complete.

Analisa Host B ke Host A
PC>tracert 10.1.4.2
Tracing route to 10.1.4.2 over a maximum of 30 hops:
1 50 ms 37 ms 45 ms 10.1.9.1
2 123 ms 100 ms 88 ms 10.1.7.2
3 132 ms 91 ms 147 ms 10.1.5.1
4 165 ms 177 ms 127 ms 10.1.6.1
Trace complete.

Jumat, 16 Oktober 2009

CONTOH PROPOSAL JARINGAN

JUDUL
REKAYASA JARINGAN KOMPUTER UNTUK MENGOPTIMALKAN

LATAR BELAKANG
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang saling
berhubungan satu sama lain dengan memanfaatkan media komunikasi dan
suatu protokol komunikasi, sehingga antar komputer dapat saling berbagi dan
bertukar informasi.
Pada saat ini, manfaat dari jaringan komputer sudah sangat banyak
dirasakan. Apalagi dalam dunia komunikasi yang serba cepat ini, jaringan
komputer sering kali berperan vital dalam kegiatan pendistribusian informasi
yang cepat tersebut. Semua dari komponen yang tergabung dalam jaringan
komputer tersebut haruslah mampu saling mendukung untuk menghasilkan
satu sistem yang kokoh dan handal untuk melayani setiap permintaan informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna.
Sekian banyak manfaat dalam penerapan jaringan komputer tersebut
ternyata belum dioptimalkan pada lingkungan pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Ma'arif NU Tirto. SMK Ma'arif NU Tirto merupakan Sekolah
Menengah Kejuruan Swasta yang bertempat di jalan Wonoprojo nomor 19 desa
Pacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan. Di SMK Ma’arif NU Tirto
Pekalongan terdapat lima jurusan, antara lain Administrasi Perkantoran,
Akuntansi, Tata Busana, Teknik Mekanik Otomotif, dan Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ). Selama ini di SMK Ma'arif NU Tirto, pada Laboratorium
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) masih dijalankan
sebuah sistem lama, dimana setiap siswanya melakukan login dengan
menggunakan account tunggal yang telah ada di sebuah Sistem Operasi. Setiap
siswa juga menyimpan data pekerjaannya di harddisk dimana mereka
melakukan login. Sistem lama ini dipandang sangatlah tidak efisien, karena
dengan sistem lama ini seorang Guru KKPI harus menyalakan semua komputer
di laboratoriumnya hanya untuk mengambil data pekerjaan siswanya,
kemudian menilainya. Meskipun di Laboratorium KKPI sudah terdapat
jaringan komputer, tetapi pemanfaatannya belum optimal. Sehingga manfaat
jaringan komputer belum banyak dirasakan. Berangkat dari masalah yang ada
tersebut penyusun ingin melakukan optimalisasi terhadap sistem lama itu agar
manfaat jaringan komputer benar-benar bisa dirasakan di lingkungan
Laboratorium KKPI SMK Ma'arif NU Tirto.

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang masalah, dapat dirumuskan masalah yang
ada sebagai berikut:
Bagaimana merekayasa sebuah jaringan komputer untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran di laboratorium KKPI SMK
Ma’arif NU Tirto?

BATASAN MASALAH
Karena jaringan komputer memiliki banyak sekali manfaat,
maka optimalisasi yang penyusun lakukan hanya sebatas pada
pembuatan file server yang berfungsi juga sebagai Domain Controller.
Adapun pembatasan masalah yang lebih rinci adalah sebagai berikut:
1. Pembenahan topologi fisik dan topologi logis;
2. Instalasi dan konfigurasi Linux Ubuntu Server 8.10 sebagai sistem
operasi dari file server dan Samba sebagai aplikasi file server dan
Domain Controller;
3. Menambah, menyunting, dan menghapus user account pada sistem
operasi Linux Ubuntu Server 8.10 dan pada aplikasi Samba;
4. Mengkoneksikan/menghubungkan Microsoft Windows XP sebagai
klien dengan Linux Ubuntu Server 8.10 yang berfungsi sebagai file
server.

TUJUAN DAN MANFAAT
Ada beberapa tujuan dan manfaat yang melatarbelakangi pembuatan tugas
akhir ini.
TUJUAN
Dengan Terciptanya file server yang berkemampuan juga sebagai
Domain Controller, maka diharapkan proses pembelajaran di
laboratorium KKPI dapat berjalan secara optimal (meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran);
MANFAAT
1. Mengurangi kerangkapan data;
2. Mempermudah dan mempercepat seorang guru untuk mengambil
hasil pekerjaan siswa/siswinya;
3. Mempermudah dan mempercepat seorang guru untuk memberikan
penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa/siswinya;
4. Mempermudah dan mempercepat proses pembuatan data cadangan
(backup data);
5. Mampu menambah keamanan data milik user account yang
bersangkutan sehingga data tidak mudah dicuri oleh user account
lainnya;
6. Mampu mengefektifkan penggunaan harddisk pada sisi komputer
klien, sehingga harddisk pada komputer klien tidak cepat penuh;
7. Penerapan kuota pada setiap user account mampu menambah
efektifitas penggunaan harddisk file server, sehingga harddisk file
server benar-benar optimal untuk melayani semua user account
secara merata;
8. Apabila ada komputer klien yang rusak karena terinfeksi virus atau
mengalami kerusakan hardware seperti harddisk cacat (mengalami
Bad Sector), maka data user account akan aman karena file-filenya
berada di file server.

TINJAUAN PUSTAKA
JARINGAN KOMPUTER
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang
saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan
protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat
saling berbagi informasi, program-program, penggunaan
bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan
sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai
kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai
lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling
berhubungan. (Microsoft Partner in Learning, 2009)
TOPOLOGI JARINGAN
Topologi jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan geometris
antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan
station. (Wikipedia, 2009). Topologi Jaringan dibagi menjadi dua yaitu
topologi fisik dan topologi logis. Topologi fisik menjelaskan susunan
jaringan komputer secara fisik. Topologi fisik menguraikan bagaimana
komputer, media jaringan, dan letak-letak dari komponen jaringan
komputer ditempatkan. Ghazali (2008) mengatakan bahwa sedangkan
topologi logis menetapkan bagaimana informasi atau aliran data dalam
jaringan. Menurut Dwiantoro (2005) Topologi logis menguraikan
bagaimana data mengalir sepanjang komponen fisik.

LINUX
Linux merupakan sebuah sistem operasi yang serupa dengan sistem
operasi Unix dan merupakan implementasi independen dari sistem
operasi POSIX (Portable Operating System Interface), dengan ekstensi
SysV (Unix System V) dan BSD (Berkeley Software Distribution)
sistem operasi Unix, yang terutama berjalan di mesin (baca:
microprocessor) keluarga Intel 80386DX, atau yang lebih baru.
Perkembangan berikutnya, Linux dapat berjalan diatas beberapa mesin
lainnya seperti Sun Sparc, Mac, PowerPC, DEC Alpha, dan PPC mk86.
Linux dahulu adalah proyek hobi yang dikerjakan oleh Linus Torvalds.
Dalam mengerjakan proyek hobinya, Linus Torvalds memperoleh
inspirasi dari Minix, yaitu suatu sistem operasi Unix kecil yang
dikembangkan oleh Andy Tanembaum. Linux versi 0.01 dikerjakan
sekitar bulan Agustus 1991. Pada tanggal 5 Oktober 1991 Linus
Torvalds mengumumkan versi resmi Linux, yaitu 0.02 Versi ini hanya
dapat menjalankan Bash (GNU Bourne Again Shell) dan gcc (GNU C
Compiler).
Sekarang Linux adalah sistem Unix yang terlengkap, bisa digunakan
untuk jaringan (networking). Pengembangan software, bahkan untuk
kebutuhan sehari-hari. Linux adalah alternatif sistem operasi yang jauh
lebih murah jika dibandingkan dengan sistem operasi komersial,
dengan kemampuan Linux yang setara atau bahkan lebih. (Penerbit
Andi, 2005:10,11)

UBUNTU
Ubuntu adalah sebuah Sistem Operasi Open Source yang
dibangun berdasarkan Linux. Ubuntu dibuat atas dasar cita-cita
yang ada di dalam Filosofi Ubuntu, yang menyatakan
bahwa perangkat lunak harus tersedia tanpa biaya, perkakas
perangkat lunak harus dapat digunakan oleh pengguna dalam
bahasa lokal mereka dan untuk mereka yang memiliki
kekurangan, dan pengguna harus memiliki kebebasan untuk
menyesuaikan dan mengubah perangkat lunak mereka menurut
dengan apa yang mereka inginkan.
Ubuntu secara keseluruhan berpegang pada prinsip
pengembangan Perangkat Lunak Bebas (Open Source
Software). Yaitu setiap orang diajak untuk menggunakan
Perangkat Lunak, memperbaikinya, dan menyebarkannya.
Sistem Operasi Open Source yang dibangun berdasarkan Linux
umumnya dinamakan Distro Linux (Distributor Linux), Distro
Linux banyak sekali macamnya antara lain: Debian, SuSE,
Gentoo, Red Hat, Mandriva. Ubuntu sebenarnya merupakan
pengembangan dari Distro Linux yang sudah ada yakni Debian.
Debian merupakan Distro Linux yang sudah dikenal dan
diterima secara luas oleh banyak pengguna komputer dan maju
dari segi teknologi.
Ubuntu bertujuan untuk membuat Distro Linux yang
menyediakan sistem Linux untuk komputasi desktop dan
server yang selalu mutakhir (up-to-date). Ubuntu
menyertakan banyak paket yang sudah dipilih dengan teliti
dari Distro Debian dan menggunakan sistem manajemen
paket yang handal untuk mempermudah instalasi dan
penghapusan program dengan bersih. Tidak seperti kebanyakan
Distro Linux lain yang mengirimkan perangkat lunak
dengan jumlah besar yang mungkin atau tidak digunakan, daftar
paket dalam Ubuntu dikurangi hingga hanya aplikasi-aplikasi
penting dan berkualitas tinggi yang ada pada Ubuntu.
(Komunitas Ubuntu Indonesia, 2009)


FILE SERVER
File Server adalah sebuah komputer yang dikhususkan untuk
menyimpan file-file data yang dipergunakan oleh user-user yang
komputernya terhubung pada suatu LAN (Local Area Network).
Pada jaringan komputer dengan sistem File Server, penempatan
file-file seluruhnya dipusatkan pada File Server tersebut.
Apabila ada komputer user yang rusak karena virus, maka
data-data tetap aman tersimpan pada server. Dengan
demikian, faktor risiko penyalahgunaan data juga dapat di
eliminasi.
Pada sistem ini, masing-masing pengguna akan mendapatkan
Username dan Password yang harus dimasukkan pada waktu
mengakses file/data pada File Server. Username dan Password
tersebut yang berfungsi sebagai validasi hak mengakses datadata
pada File Server. Karena seluruh data-data penting
ditempatkan pada server, maka biasanya spesifikasi komputer
server tersebut adalah harus lebih tinggi dari komputer
lainnya, terutama pada media menyimpanan (Hard Disk)
yang harus yang besar. (Albone, 2009)
File Server yang menggunakan Linux sebagai Sistem Operasi,
cenderung lebih handal terhadap serangan virus. Karena sampai saat ini
belum ada virus yang mematikan atau berbahaya untuk Linux.
Sebenarnya, dengan di-update-nya Sistem Operasi Linux maka
ancaman viruspun akan semakin berkurang bahkan tidak ada lagi.
SAMBA
Samba adalah himpunan aplikasi yang bertujuan agar komputer
dengan sistem operasi Linux, BSD (Berkeley Software
Distribution) atau Unix dapat bertindak sebagai file dan print
server yang berbasis protokol SMB (Session Message Block).
Jaringan yang semacam ini biasa dijumpai pada Windows
Workgroup atau Windows NT Domain. Samba juga dilengkapi
dengan beberapa program bantu sehingga Sistem Operasi Linux
(dan Unix lainnya) bisa mengakses sumber daya yang ada pada
jaringan Windows yang telah ada. Bisa dikatakan, Samba adalah
jembatan penghubung antara Windows dan Unix.
Samba terdiri atas dua program yang berjalan di background:
SMBD (Server Message Block Daemon) dan NMBD (NetBIOS
Name Block Daemon). Secara singkat dapat disebutkan bahwa
SMBD (Server Message Block Daemon) adalah program yang
akan menghasilkan proses baru untuk setiap klien yang aktif,
sementara NMBD (NetBIOS Name Block Daemon) bertugas
mengkonversi nama komputer (NetBIOS) menjadi alamat IP
(Internet Protocol) sekaligus juga memantau share yang ada di
jaringan. Kerja SMBD (Server Message Block Daemon) sendiri
diatur melalui sebuah file konfigurasi. Dengan membuat file
konfigurasi yang tepat, Samba dapat dijadikan file server, print
server, Domain Controller, dan banyak fungsi lainnya.
(pinguingilo, 2009)
DOMAIN CONTROLLER
Domain Controller adalah suatu sistem yang menjadikan login
user menjadi terpusat pada suatu server, jadi seorang pengelola
jaringan komputer lebih mudah dalam mengatur User Account
beserta Password-nya. Karena data User Account sudah
terpusat, maka pengaturan User Account seperti menambah,
mengubah atau menghapus User Account menjadi semakin
mudah. Seorang pengelola jaringan komputer tidak perlu lagi
membuat User Account pada setiap komputer yang menjadi
klien dari Domain Controller. (Awaludin, 2009)
PACKET TRACER
Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco
sebagai simulator untuk merangkai dan sekaligus
mengkonfigurasi suatu jaringan (network). Sama halnya dengan
simulator–simulator jaringan lainnya seperti GNS3, Dynamips,
Dynagen maupun simulator lain yang khusus digunakan pada
simulasi jaringan. Simulator tersebut tidak jauh berbeda dengan
Packet Tracer, akan tetapi kemudahaan pada Packet Tracer lebih
baik dari simulator diatas, hal tersebut nampak dari penempatan
perangkat jaringan maupun pada saat konfigurasi perangkat
jaringan. Aplikasi ini sangat praktis digunakan untuk mendesain
topologi jaringan yang kita inginkan, disertai dengan berbagai
perangkat-perangakat jaringan dibutuhkan pada suatu area
network misal router, switch, hub maupun perangkat lainnya.
Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan
memudahkan kita dalam menentukan jenis perangkat jaringan
yang akan kita gunakan pada topologi kita inginkan. Aplikasi
Packet Tracer dapat diinstalasikan ke PC maupun laptop dengan
spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi
yang baik sekalipun. (Giat, 2009)
VIRTUALBOX
VirtualBox adalah sebuah software dengan lisensi freeware
(perangkat lunak gratis) yang memungkinkan anda untuk
menjalankan banyak sistem operasi (Microsoft DOS, Microsoft
Windows, Linux, Solaris, FreeBSD, Novell NetWare) secara
bersamaan dalam satu OS induk. Sedangkan menurut Poni
Ferdianelli dalam majalah X Code edisi November 2007
“VirtualBox adalah aplikasi lunak yang berfungsi untuk
membangun sebuah sistem maya di komputer. Dimana anda bisa
menjalankan berbagai sistem operasi secara bersamaan tanpa
perlu mempartisi hard disk dan melakukan penginstalasian
langsung.” (Nope'x, 2009)
METODOLOGI TERSTRUKTUR
Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk
mengerjakan sesuatu.
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, dan argumentasiargumentasi
yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni
atau disiplin yang lainnya.
Metodologi terstruktur merupakan metodologi yang mengikuti
tahapan-tahapan di dalam siklus hidup sistem yang dilengkapi
dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) sehingga
menghasilkan sistem yang terstruktur dengan baik dan jelas.
(Wijaya, 2009)
METODE REKAYASA SISTEM JARINGAN KOMPUTER (RSJK)
Menurut Hidayatno (2008) Rekayasa sistem adalah kumpulan konsep,
pendekatan dan metodologi, serta alat-alat bantu (tools) untuk
merancang dan menginstalasi sebuah kompleks sistem.
Dengan berdasarkan pada pengertian Rekayasa sistem, maka dapat
dimaksudkan bahwa Metode Rekayasa Sistem Jaringan Komputer,
yang selanjutnya akan dibahas dengan menggunakan istilah Metode
RSJK, adalah kumpulan konsep, pendekatan dan metodologi, serta
alat-alat bantu (tools) untuk merancang dan menginstalasi sebuah
sistem jaringan komputer yang kompleks. Dalam pelaksanaannya
Metode RSJK melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Requirements Gathering, yaitu tahap pengumpulkan informasi
yang dibutuhkan untuk rekayasa sistem dan melakukan analisa
kebutuhan;

2. Selection and Design, yaitu memilah dan memilih perangkat
yang akan digunakan untuk rekayasa sistem setelah dilakukan
analisa. Dalam tahap ini juga dilakukan pendesainan sistem
jaringan dengan membuat prototype.

3. Implementation, yaitu menerapkan prototype ke dalam
lingkungan proyek. Jika ada hal-hal yang terlupa pada tahap
sebelumnya, maka harus dikoreksi pada tahap ini.

4. Operation, yaitu tahap dimana jaringan komputer yang
direkayasa telah siap digunakan untuk lingkungan kerja
setempat. Hendaknya sebelum memasuki tahapan ini, jaringan
komputer yang direkayasa diujicobakan terlebih dahulu.

5. Review and Evaluation, yaitu tahap dimana dilakukan proses
peninjauan dan evaluasi setelah jaringan komputer dioperasikan.
Dalam tahap ini dilakukan perbandingan antara kinerja jaringan
sebelum dan sesudah dilakukan rekayasa. Bandingkan apakah
tujuan yang diinginkan pengguna sudah sesuai dengan proyek
rekayasa yang dibuat.


METODE PERANCANGAN SISTEM
Metodologi yang digunakan oleh penyusun dalam pembuatan tugas
akhir ini adalah metodologi terstruktur dengan metode rekayasa sistem jaringan
komputer dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Requirements Gathering Phase (Tahap pengumpulan informasi
kebutuhan)

a. Studi Literatur.
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper
dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan proyek Tugas Akhir.

b. Site Survey
Kegiatan dalam Site Survey mencakup observasi dan wawancara
secara langsung ke lokasi dimana proyek Tugas Akhir akan
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data yang paling
akurat tentang kondisi yang ada saat ini.
Dalam proses Site Survey penulis akan mendokumentasikan hal-hal
penting yang kaitannya dengan proses analisa sistem, seperti: jumlah
pengguna, aplikasi yang akan dibutuhkan nantinya, pengguna dan
peralatan yang dibagi pakai, kebutuhan bandwidth, tingkat keamanan
jaringan, seberapa penting jaringan dibutuhkan, koneksi wireless.
Dalam Site Survey ini juga akan didokumentasi tentang topologi
jaringan yang sudah ada di tempat yang akan dijadikan proyek tugas akhir,
baik topologi fisik maupun logis. Informasi yang perlu dicatat dalam
pendokumentasian topologi fisik yaitu:

1. Lokasi fisik dari peralatan seperti router, switch, dan host;
2. Bagaimana peralatan tersebut saling terkoneksi
3. Jalur dan panjang kabel / media transmisi lainnya;
4. Konfigurasi hardware seperti host dan server.

Informasi yang perlu dicatat dalam pendokumentasian topologi logis yaitu
1. Letak dan ukuran dari broadcast dan collision domain;
2. Skema untuk IP (Internet Protocol) addressing;
3. Skema penamaan;
4. Konfigurasi sharing;
5. Permission (Hak akses).

Setelah semua informasi yang ada di tempat proyek tugas akhir sudah
dikumpulkan, informasi–informasi tersebut dianalisa untuk menentukan
kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan untuk tugas akhir. Pada tahap ini akan
dibuat laporan analisis tentang kebutuhan tugas akhir.
2. Selection and Design phase (Tahap desain dan seleksi)
Setelah semua kebutuhan dianalisa, selama tahap ini akan dilakukan
beberapa langkah sebagai berikut:
1. Pemilihan perangkat – perangkat yang akan digunakan untuk
tugas akhir;
2. Pembuatan desain jaringan yang lebih mutakhir meliputi
topologi fisik dan topologi logis;
3. Mengidentifikasi kelemahan desain sejak dini;
4. Pembuatan dan pengujian prototype, menggunakan Packet
Tracert untuk pembuatan prototype topologi fisik dan topologi logis,
menggunakan Virtual Box untuk pembuatan prototype file server.
3. Implementation
Dalam tahap ini prototype yang dibuat diterapkan pada lingkungan
proyek tugas akhir. Pada tahap ini juga akan dilakukan pengujian
terhadap kinerja jaringan komputer dan file server, baik oleh
penyusun maupun pengguna di lingkungan proyek tugas akhir.
4. Operation
Dalam tahap ini hasil dari rekayasa jaringan sudah bisa digunakan
untuk proses pembelajaran di laboratorium KKPI.
5. Review and Evaluation
Dalam tahap ini kinerja jaringan komputer dan file server ditinjau dan
dievaluasi. Dalam tahap ini penyusun membandingkan manfaat
jaringan komputer yang dirasakan pengguna sesudah dan setelah direkayasa.

WIFI

WiFi(WirelessFIdelity)

Wi-Fi (atau Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

Spesifikasi


Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Spesifikasi Wi-Fi

Spesifikasi

Kecepatan

Frekuensi
Band

Cocok
dengan

802.11b

11 Mb/s

2.4 GHz

b

802.11a

54 Mb/s

5 GHz

a

802.11g

54 Mb/s

2.4 GHz

b, g

802.11n

100 Mb/s

2.4 GHz

b, g, n


Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:

  • Channel 1 - 2,412 MHz;
  • Channel 2 - 2,417 MHz;
  • Channel 3 - 2,422 MHz;
  • Channel 4 - 2,427 MHz;
  • Channel 5 - 2,432 MHz;
  • Channel 6 - 2,437 MHz;
  • Channel 7 - 2,442 MHz;
  • Channel 8 - 2,447 MHz;
  • Channel 9 - 2,452 MHz;
  • Channel 10 - 2,457 MHz;
  • Channel 11 - 2,462 MHz

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).

Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.

Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet- menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.

Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.

Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.

Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.

Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002 (www.analysys.com).

Keuntungan Menggunakan Teknologi WiFi

  • Murah - sebuah Access Point dapat di peroleh seharga Rp. 450.000,-
  • Cepat - kecepatan rata-rata antara 11-54Mbps.

Kekurangan

  • Mengcover wilayah terbatas - dengan antenna external dapat mengcover s/d 2-5 km.
  • Banyak Interferensi

ADSL

ADSL atau Asymmetric Digital Subscriber Line adalah salah satu bentuk dari teknologi DSL. Ciri khas ADSL adalah sifatnya yang asimetrik, yaitu bahwa data ditransferkan dalam kecepatan yang berbeda dari satu sisi ke sisi yang lain.

Sejarah ADSL

Sebelum ADSL, kita sudah terlebih dulu mengenal sistem yang disebut dial-up. Sistem ini menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung dengan Internet Service Provider (ISP). Namun dalam penggunaannya, dial-up memiliki beberapa kekurangan. Seperti rendahnya kecepatan dalam mengakses internet, terlebih di jam-jam tertentu yang merupakan waktu sibuk atau office hour. Selain itu, karena menggunakan sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan telepon bila sedang melakukan koneksi internet. Penggunaan sambungan telepon juga memungkinkan tingginya tingkat gangguan atau noise bila sedang menggunakan internet. Kekurangan lainnya adalah sistem penghitungan dial-up yang masih berdasarkan waktu dan masih dirasakan sangat mahal.

ADSL sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses internet menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau injection technology yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter). Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia dengan program Telkom Speedy, kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128 kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan rumah tangga. Karena pada kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik, ataupun video.

Perkenalan masyarakat Indonesia sendiri akan ADSL mulai berkembang saat PT.Telkom, yang merupakan perusahaan pengatur jaringan telepon nasional memperkenalkan program yang disebut sebagai Telkom Speedy, yaitu jaringan khusus dari PT.Telkom untuk penggunaan internet. Dengan melakukan pemasaran dan promosi-promosi yang gencar, Telkom Speedy berhasil dipasarkan di kalangan rumah tangga.

Cara Penggunaan ADSL

Adapun cara-cara penggunaan ADSL di Indonesia, pertama-tama kita terlebih dahulu harus memiliki perangkat ADSL. Seteleh memiliki perangkat ADSL, kita harus memeriksa keberadaan nomor telepon rumah kita di layanan Telkom Speedy, apakah sudah terdaftar atau belum. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah, seberapa jauh jarak antara gardu Telkom dengan rumah kita. Karena dalam ADSL, jarak sangat berpengaruh pada kecepatan koneksi internet. Setelah memastikan bahwa nomor telepon sudah terdaftar dan jarak sudah diperhitungkan, yang harus kita lakukan selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan telepon.

Untuk menyambungkan antara ADSL dengan line telepon, kita menggunakan sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi line. Splitter ini berguna untuk menghilangkan gangguan ketika kita menggunakan modem ADSL. Sehingga nantinya kita tetap dapat menggunakan internet dan menjawab telepon secara bersamaan.

Ciri ADSL

ADSL sendiri memiliki bermacam-macam jenis dengan kecepatan, jenis router, USB dan perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang dapat dipakai untuk dua komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada juga yang dapat digunakan untuk empat komputer dengan koneksi LAN Ethernet. Namun ada baiknya dalam memilih modem ADSL, kita memilih menggunakan modem yang memiliki tombol on dan off. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat mengatur penggunaan koneksi sebanyak yang kita butuhkan dan menghemat biaya koneksi yang digunakan. Terlebih di Indonesia masih menggunakan penghitungan waktu atau banyaknya bandwidth yang digunakan.

Hal penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi. Umumnya lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP, Power, DSL. Ada juga lampu tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.

Dari tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Di mana lampu DSL menunjukkan koneksi sudah terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus data ketika seseorang melakukan browsing.

Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan ADSL di Indonesia adalah penggunaan IP modem dan password. Hal ini digunakan untuk melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh provider. IP yang kita miliki akan menjadi gerbang untuk memasuki jaringan. Jika kita merubah password untuk login, maka kita perlu memasukkan kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses ini berhasil dilalui, maka selanjutnya kita sudah dapat berkoneksi internet dengan ADSL.

Penggunaan ADSL di Indonesia saat ini tidak hanya berkisar hanya di pulau Jawa saja, tapi juga sudah meluas sampai ke luar Jawa. Seperti Bali dan Sumatera. Walaupun kualitas yang ditawarkan memang masih banyak mengalami masalah, namun adanya ADSL dalam berkoneksi internet sangatlah membantu dibandingkan dengan cara lama yang menggunakan sistem dial-up.

Kelebihan ADSL

  • Pembagian frekuensi menjadi dua, yaitu frekuensi tinggi untuk menghantarkan data, sementara frekuensi rendah untuk menghantarkan suara dan fax.
  • Bagi pengguna di Indonesia yang memakai program Speedy, penggunaan ADSL membuat kegiatan internet menjadi jauh lebih murah. Sehingga kita dapat berinternet tanpa khawatir dengan tagihan yang membengkak.

Kekurangan ADSL

Adapun kualitas dari ADSL saat ini masih memiliki kekurangan.

  • Seperti sangat berpengaruhnya jarak pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem dengan PC, atau saluran telepon kita dengan gardu telepon, maka semakin lambat pula kecepatan mengakses internetnya.
  • Tidak semua software dapat menggunakan modem ADSL. Misalnya Linux atau program lama seperti Windows 98. Cara yang dipakai pun akan lebih rumit dan ada kemungkinan memakan waktu lama. Sehingga pengguna Linux harus menggantinya dengan software yang lebih umum seperti Windows Xp atau Mac.
  • Adanya load coils yang dipakai untuk memberikan layanan telepon ke daerah-daerah, sementara load coils sendiri adalah peralatan induksi yang menggeser frekuensi pembawa ke atas. Sayangnya load coils menggeser frekuensi suara ke frekuensi yang biasa digunakan DSL. Sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi dan ketidak cocokkan jalur untuk ADSL.
  • Adanya Bridged tap, yaitu bagian kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung antara pelanggan dan CO. Bridged tap ini dapat menimbulkan noise yang mengganggu kinerja DSL.
  • Penggunaan fiber optic pada saluran telepon digital yang dipakai saat ini. Di mana penggunaan fiber optic ini tidak sesuai dengan sistem ADSL yang masih menggunakan saluran analog yaitu kabel tembaga, sehingga akan sulit dalam pengiriman sinyal melalui fiber optic.

WLAN Outdoor

Akhir-akhir ini kebutuhan akan layanan WLAN mengalami peningkatan, tidak hanya untuk keperluan area indoor namun juga meliputi area outdoor. Salah satu factor pendorong kebutuhan akan aplikasi outdoor dimaksud adalah adanya pembebasan frekuensi 2,4 GHz. Beberapa contoh area yang membutuhkan layanan WLAN outdoor adalah area taman, swimming pool, kampus, apartemen atau perumahan. Berdasarkan kondisi dimaksud maka diperlukan suatu uji performansi WLAN untuk aplikasi outdoor. Hal tersebut disebabkan biasanya WLAN dipakai untuk aplikasi indoor seperti lobi hotel, lounge, perkantoran, di dalam rumah atau dalam lingkungan kampus.

Konfigurasi

Pengujian performansi WLAN outdoor dilakukan di lingkungan RisTI. Secara generik konfigurasi pengujiannnya adalah seperti terlihat pada gambar 1. Dari Gambar tersebut konfigurasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu segmen intranet/internet, segmen lokasi RisTI dan segmen lokasi hotspot outdoor.

Segmen intranet/internet satu lokasi dengan segmen RisTI (terdiri dari perangkat server, HUB, AP dan eksternal antena. Sedangkan segmen hotspot outdoor merupakan bagian dari user client.

Perangkat yang Diperlukan

Di dalam pengujian perangkat WLAN outdoor ini, digunakan beberapa perangkat inti dan perangkat pendukung.

- Perangkat inti

Yang dimaksud dengan perangkat inti di sini adalah seluruh perangkat yang menyangkut sistem WLAN outdoor. Terdiri dari:

· HUB

Merupakan perangkat interface antara AP dengan segmen intranet RisTI. Selain tersambung ke AP outdoor Hub juga disambungkan dengan PC server sebagai titik referensi dalam pengujian.

· AP

Access Point (AP) merupakan perangkat tranceiver (transmitter/receiver) yang terhubung dengan LAN (Local Area Network) existing. Access point berfungsi sebagai receiver, buffer, dan transmitter untuk tiap data yang dikirimkan dalam infrastruktur jaringan LAN kabel maupun wireless. Pada hotspot outdoor, access point dipasang pada area outdoor untuk menjangkau client yang berada pada area outdoor.

  • Antena

Antena yang dimaksud di sini merupakan eksternal antena jadi bukan integrated dengan AP atau di client. Antena yang digunakan terdiri dari antena sectoral (90o)16 dBi dan antena omni 8 dBi untuk access point dan antenna directional 14 dBi pada sisi client.

  • WLAN card

WLAN card merupakan perangkat tambahan yang dipasang di sisi client agar bisa berkomunikasi dengan AP. WLAN card yang digunakan berupa pure PCMCIA card, PCMCIA card yang disambung dengan directional antena dan AP yang difungsikan sebagai client. Semua perangkat tersebut disambungkan dengan notebook sebagai clientnya.

  • PC Server

PC server sebagai titik referensi dimana dalam PC tersebut diinstal program iperf server untuk mengukur besarnya throughput ke PC client.

- Perangkat tambahan

Perangkat tambahan difungsikan sebagai alat bantu dalam proses pengujian performansi WLAN outdoor. Terdiri dari:

· GPS

Difungsikan untuk mengukur jarak antara AP dengan client.

· Kamera

Untuk mendokumentasikan proses dan hasil pengukuran

· Teropong

Untuk mengecek status LOS atau non LOS antara client dan AP

W-Lan Indoor

W-LAN Indoor dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di dalam ruangan, mengikuti standar 802.11 , Yaitu :

* Radio 802.11B hanya punya 11 kanal.

* Pemasangannya harus mengikuti kaidah Line of Sight.

* Membutuhkan tower jika dua titik berada di level yang berbeda.

* Pemanfaatan daya yang kecil harus betul-betul diperhitungkan.

* Harus mengatasi interferensi yang terjadi.